yaitu bimbingan jasmani dan rohani
menuju terbentuk kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan
pengertian lain Pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian
utama yakni kepribadian muslim. kepribadian yg memiliki nilai-nilai
agama Islam memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai
Islam dan bertanggung jawab sesuai dgn nilai-nilai Islam. Pendidikan
Islam merupakan pendidikan yg bertujuan membentuk individu menjadi
makhluk yg bercorak diri berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan isi
pendidikan adl mewujudkan tujuan ajaran Allah (Djamaluddin 1999: 9).
Menurut Hasan Langgulung yg dikutip oleh Djamaluddin (1999) Pendidikan
Islam ialah pendidikan yg memiliki empat macam fungsi yaitu :
An-Naquib
Al-Atas yg dikutip oleh Ali mengatakan pendidikan Islam ialah usaha yg
dialakukan pendidik terhadap anak didik utk pengenalan dan pengakuan
tempat-tempat yg benar dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yg
tepat di dalam tatanan wujud dan keberadaan (1999: 10 ).
Adapun
Mukhtar Bukhari yg dikutip oleh Halim Soebahar mengatakan pendidikan
Ialam adl seganap kegiatan yg dilakukan seseorang atau suatu lembaga utk
menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sejumlah siswa dan keseluruhan
lembaga-lembaga pendidikan yg mendasarkan program pendidikan atau
pandangan dan nilai-nilai Islam (2002: 12).
Pendidikan Islam adl
jenis pendidikan yg pendirian dan penyelenggaraan didorong oleh hasrat
dan semangat cita-cita utk mengejewantahkan nilai-nilai Islam baik yg
tercermin dalam nama lembaga maupun dalam kegiatan-kegiatan yg
diselenggarakan (Soebahar 2002: 13).
Kendati dalam peta pemikiran
Islam upaya menghubungkan Islam dgn pendidikan masih diwarnai banyak
perdebatan namun yg pasti relasi Islam dgn pendidikan bagaikan dua sisi
mata uang mereka sejak awal mempunyai hubungan filosofis yg sangat
mendasar baik secara ontologis epistimologis maupun aksiologis.
ia merupakan suatu upaya atau proses yg dilakukan secara sadar dan
terencana membantu peserta didik melalui pembinaan asuhan bimbingan dan
pengembangan potensi mereka secara optimal agar nanti dapat memahami
menghayati dan mengamalkan ajaran islam sebagai keyakinan dan pandangan
hidup demi keselamatan di dunia dan akherat.
merupakan
usaha yg sistimatis pragmatis dan metodologis dalam membimbing anak
didik atau tiap individu dalam memahami menghayati dan mengamalkan
ajaran islam secara utuh demi terbentuk kepribadian yg utama menurut
ukuran islam. Dan
merupakan segala upaya pembinaan dan
pengembangan potensi anak didik utk diarahkan mengikuti jalan yg islami
demi memperoleh keutamaan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat.
Menurut Fadlil Al-Jamali yg dikutip oleh Muzayyin Arifin
pendidikan Islam adl proses yg mengarahkan manusia kepada kehidupan yg
baik dan mengangkat derajat kemanusiaan sesuai dgn kemampuan dasar
(fitroh) dan kemampuan ajar (2003: 18).
Maka dgn demikian pendidikan
Islam dari beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
pendidikan Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia
baik dari aspek rohaniah jasmaniah dan juga harus berlangsung secara
hirarkis. oleh krn itu pendidikan Islam merupakan suatu proses
kematangan perkembangan atau pertumbuhan baru dapat tercapai bilamana
berlangsung melalui proses demi proses kearah tujuan transformatif dan
inovatif.
sebagaimana rumusan diatas menurut Abd Halim Subahar ( 1992 : 64) memiliki beberapa prinsip yg membedakan dgn pendidikan lain
.
Dalam pandangan islam krn salah satu misi utama pendidikan islam adl
dalam rangka membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin
maka ia harus seimbang sebab bila ia hanya focus pada pengembangan
kreatifiats rasional semata tanpa diimbangi oleh kecerdasan emosional
maka manusia tak akan dapat menikmati nilai kemajuan itu sendiri bahkan
yg terjadi adl demartabatisasi yg menyebabkan manusia kehilangan
identitas dan mengalami kegersangan psikologis dia hanya meraksasa dalam
tehnik tapi merayap dalam etik.
Demikian pula pendidikan islam
mesti bersifat integralitik arti ia harus memandang manusia sebagai satu
kesatuan utuh kesatuan jasmani rohani kesatuan intelektual emosional
dan spiritual kesatuan pribadi dan sosial dan kesatuan dalam
melangsungkan mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupannya.
Dalam
tiap aktivitas manusia sebagai instrumen transformasi ilmu pengetahuan
budaya dan sebagai agen perubahan sosial pendidikan memerlukan satu
landasan fundamental atau basik yg kuat. Adapaun dasar yg di maksud adl
dasar pendidikan Islam suatu totalitas pendidikan yg wajib bersandar
pada landasan dasar sebagaimana yg akan dibahas dalam bagian berikut
ini.
Pendidikan Islam baik sebagai konsep maupun sebagai
aktivitas yg bergaerak dalam rangka pembinaan kepribadian yg utuh
paripurna atau syumun memerlukan suatu dasar yg kokoh. kajian tentang
pendidikan Islam tak lepas dari landasan yg terkait dgn sumber ajaran
Islam yaitu :
Al-Qur’an
ialah firman Allah berupa wahyu yg disampaikan oleh Jibril kepada Nabi
Muhammad SAW. Di dalam terkandung ajaran pokok yg dapat dikembangkan utk
keperluan aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yg terkandung dalam
Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar yaitu yg berhubungan dgn
masalah keimanan yg disebut aqidah dan yg berhubungan dgn amal disebut
syari’ah. Oleh krn itu pendidikan Islam harus menggunakan Al-Qur’an
sebagai sumber dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan Islam
sesuai dgn perubahan dan pembaharuan (Darajat 2000: 19).
As-Sunnah
ialah perkataan perbuatan ataupun pengakuan rasul. Yang di maksud dgn
pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yg diketahui oleh
Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu
berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur’an yg juga
sama berisi pedoman utk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek
utk membina umat menjadi manusia seutuh atau muslim yg bertaqwa. Untuk
itulah rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama.
Maka dari pada
itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia
muslim dan selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah
sebab mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahami termasuk yg
berkaitan dgn pendidikan. As-Sunnah juga berfungsi sebagai penjelasan
terhadap beberapa pembenaran dan mendesak utk segara ditampilkan yaitu :
Ijtihad
Ijtihad
adl istilah para fuqoha yaitu berfikir dgn menggunakan seluruh ilmu yg
dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam utk menetapkan atau menentukan
sesuatu hukum syara’ dalam hal-hal yg ternyata belum ditegaskan hukum
oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Namun dgn demikian ijtihad dalam hal ini
dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan
tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Oleh krn itu
ijtihad dipandang sebagai salah satu sumber hukum Islam yg sangat
dibutuhkan sepanjang masa setelah rasul Allah wafat. Sasaran ijtihad
ialah segala sesuatu yg diperlukan dalam kehidupan yg senantiasa
berkembang. Ijtihad dalam bidang pendidikan sejalan dgn perkembangan
zaman yg semakin maju bukan saja dibidang materi atau isi melainkan juga
dibidang sistem.
Secara substansial ijtihad dalam pendidikan harus
tetap bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yg diolah oleh akal yg sehat
dari para ahli pendidikan Islam.
Maksud
Allah menurunkan ayat kauniyah tersebut yaitu utk mempermudah pemahaman
manusia terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat mengakui kebesaran
seperti yg terdapat dalam Al-Qur’an surat Ar- Ra’du ayat 3 yg berbunyi :
وهوالدي مد الارض وجعل فيها روسي وانهرا ومن كل الثمرت جعل فيها زوجين اثنين يغش اليل النهارا ن في دلك لايت لقوم يتفكرون
Arti : “Dialah Tuhan yg mmembentangkan bumi dan menjadikan
gunung-gunung sungai-sungai padanya. Dia menjadikan pada buah-buahan
berpasang-pasangan. Allah jualah yg menutup malam kepada siang sesungguh
pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yg
berfikir” (Depag RI 1992: 368).
Berdasarkan firman Allah di atas
bahwa tiap orang berfikir harus mengakui kebesaran Allah dan hal ini
relevan utk dijadikan dasar dalam pendidikan Islam.
Unsur-Unsur Pendidikan Islam
Dalam
implementasi fungsi pendidikan Islam sangat memperhatikan aspek yg
mendukung atau unsur yg turut mendukung terhadap tercapai tujuan dari
pendidikan Islam. Adapun aspek atau unsur-unsur tersebut adl :
Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Fadlil Aljamali yg dikutip oleh Abdul Halim Soebahar sebagai berikut:
Pertama mengenalkan manusia akan peran diantara sesama (makhluk) dan tanggung jawab pribadinya.
Kedua mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawab dalam tata hidup bermasyarakat.
Ketiga
mengenalkan manusia akan alam ini dan mengajak mereka utk mengetahui
hikmah diciptakan serta memberi kemungkinan utk mengambil manfaat dari
alam tersebut.
Keempat mengenalkan manusia akan pencipta alam ini (Allah) dan memerintahkan beribadah kepada-Nya (2002: 19-20).
Tujuan pendidikan Islam adl tercapai pengajaran pengalaman pembiasaan
penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Sedangkan menurut Zakiyah
Dzarajat tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk insan kamil dgn pola
taqwa dapat mengalami perubahan bertambah dan berkurang dalam perjalanan
hidup seseorang. Oleh krn itulah tujuan pendidikan Islam itu berlaku
selama hidup utk menumbuhkan memupuk mengembangkan memelihara dan
mempertahankan (2000: 31).
Hal yg sama pula tujuan pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah :
يايهاالدين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولاتموتن الا وانتم مسلمون
Arinya: “Wahai orang-orang yg beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dgn
sebenar-benar taqwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim (QS. 3 Ali-Imron: 102).
Sedangkan menurut Ahmad D Marimba yg
dikutip oleh Halim Soebahar menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adl
terbentuk muslim. Dan menurut bahwa tujuan demikian identik dgn tujuan
hidup tiap muslim. Adapun tujuan hidup seorang muslim adl menghamba
kepada Allah yg berkaitan dgn firman Allah Surat Dzariat 56 yg berbunyi :
وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون
Artinya: “Dan aku (Allah) tak menjadikan jin dan manusia melainkan utk meyembah-Ku”.
Dan masih banyak beberapa deskripsi yg membahas tentang tujuan
pendidikan Islam seperti konfrensi pendidikan di Islamabat tahun 1980
bahwa pendidikan harus merealisasikan cita-cita (idealitas) Islam yg
mencakup pengembangan kepribadian muslim secara meyeluruh yg harmonis yg
berdasarkan fisiologis dan psikologis maupun yg mengacu kepada keimanan
dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkeseimbangan sehingga
terbentuklah muslim yg paripurna berjiwa tawakkal secara total kepada
Allah sebagaimana firman Allah Surat Al-An’am Ayat 162:
قل ان صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العلمين
Artinya: “Katakanlah sesungguh sholatku ibadahku hidup dan matiku hanya
bagi Allah tuhan semesta alam”. Imam Al-Ghazali mengatakan tujuan
penddikan Islam adl utk mencapai kesempurnaan manusia yg mendekatkan
diri kepada Allah dan bertujuan meraih kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. (Langgulung 1990: 9).
Maka dari pada itu tujuan pendidikan
Islam dirumuskan dalam nilai-nilai filosofis yg termuat dalam filsafat
pendidikan Islam. Seperti hal dasar pendidikan maka tujuan pendidikan
Islam juga identik dgn tujuan Islam itu sendiri. Sedanagkan Muhammad
Umar Altomi Al-Zaibani yg dikutip oleh Djalaluddin mengatakan tujuan
pendidikan Islam adl utk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai
akhlak ul karimah. Tujuan ini sama dan sebangun dgn tujuan yg akan
dicapai oleh misi kerasulann yaitu “membimbing manusia agar berakhlak
mulia”. (2001: 90).
Maka dgn demikian tujuan pendidikan Islam yg
berdasarkan deskripsi di atas ialah menanamkan makrifat (kesadaran)
dalam diri manusia terhadap diri sendiri selaku hamba Allah kesadaran
selaku anggota masyarakat yg harus meiliki rasa tanggung jawab sosial
terhadap pembinaan masyarakat serta menanamkan kemampuan manusia utk
menolak memanfaatkan alam sekitar sebagai ciptaan Allah bagi kepentingan
kesejahteraan manusia dan kegiatan ibadah kepada pencipta alam itu
sendiri.
Telah kita ketahui bahwa dasar tujuan pendidikan
ditiap-tiap negara itu tak selalu tetap sepanjang masa melainkan sering
mengalami perubahan atau pergantian sesuai dgn perkembangan zaman.
Perumbakan itu biasa akibat dari pertentangan pendirian atau ideologi yg
ada di dalam masyarakat itu. Hal ini kerap kali terjadi lebih-lebih di
negara yg belum stabil kehidupan politik krn mereka yg bertentangan itu
sadar bahwa pendidikan memegang peranan penting sebagai generasi bangsa.
Sama hal dgn tujuan pendidikan di Indonesia juga selalu berubah-rubah
dikarenakan kondisi dan situasi politik tak stabil. Hal ini dibuktikan
mulai tahun 1946 sampai pada saat sekarang. Dengan demikian tujuan
pendidikan itu tak berdiri sendiri melainkan dirumuskan atas dasar hidup
bangsa dan cita-cita negara dimana pendidikan itu dilaksanakan. Sikap
hidup itu dilandasi oleh norma-norma yg berlaku bagi semua warga negara.
Oleh krn itu sebelum seseorang melaksanakan tugas kependidikan terlebih
dahulu harus memahami falsafah negara supaya norma yg melandasi hidup
bernegara itu tercermin dari tindakan agar pendidikan yg diarahkan
kepada pembentukan sikap posisi pada peserta didik hendak diperhitungkan
pula bahwa manusia muda (peserta didik) itu tak hidup tersendiri di
dunia ini. (Uhbiyati dkk2001:135-139)
Subjek Pendidikan.
Subjek
pendidikan adl orang yg berkenaan langsung dgn proses pendidikan dalam
hal ini pendidik dan peserta didik. Peserta didik yaitu pihak yg
merupakan sabjek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan atau
tindakan pendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah utk membawa anak
didik kepada tujuan pendidikan Islam yg dicita-citakan. Dalam PPRI No.
19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa yg
dimaksud dgn peserta didik ialah anggota masyarakat yg berusaha
menyumbangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yg tersedia pada
jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu (PPRI 2005: 12)
Pendidik
atau guru secara implisit ia telah merelakan diri dan memikul dan
menerima sebagai tanggung jawab pendidikan yg terpikul dipundak pada
oranag tua. (Dzarajat 2000: 39)
Maka dgn demikian subjek pendidikan
Islam yaitu semua manusia yg berproses dalam dunia pendidikan baik
formal informal maupunn nonformal yg sama-sama mempunyai tujuan demi
pengembangan kepribadiannya. Sehingga menjadi insan yg mempunyai
kesadaran penuh kepada sang pencipta.
Kurikulum dan Materi.
Hal
penting yg perlu diketahui dalam proses belajar mengajar atau proses
kependidikan dalam suatu lembaga adl kurikulum (Arifin 2003: 77).
Menurut Soedijarto yg dikutip Khoiron Rosyadi mengartikan kurikulum dgn lima tingkatan yaitu :
Pertama sebagai
serangkaian tujuan yg menggambarkan berbagai kemapuan (pengetahuan dan
keterampilan) nilai dan sikap yg harus dikuasi dan dimiliki oleh peserta
didik dari suatu satuan pendidikan;
Kedua sebagai kerangka
materi yg memberikan gambaran tentang bidang-bidang study yg harus
dipelajari oleh peserta didik utk menguasai serangkaian kemampuan nilai
dan sikap yg secara institusional harus dikuasi oleh peserta didik
setelah selesai dgn pendidikannya;
Ketiga diartikan sebagai garis besar materi dari suatu bidang study yg telah dipilih utk dijadikan objek belajar.
Keempat adalah sebagai panduan dan buku pelajaran yg disusun utk menunjang terjadi proses belajar mengajar;
Kelima adalah
sebagai bentuk dan jenis kegiatan belajar mengajar yg dialami oleh para
pelajar termasuk di dalam berbagai jenis bentuk dan frekuensi evaluasi
yg digunakan sebagai bagian terpadu dari strategi belajar mengajar yg
direncanakan utk dialami para pelajar. (2004:243-244)
Oleh karena
itu kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu
lembaga kependidikan tak hanya dijabarkan serangkai ilmu pengetahuan yg
harus diajarkan pendidik kepada anak didik dan anak didik
mempelajarinya. Tetapi juga segala kegiatan yg bersifat kependidikan yg
dipandanag perlu krn mempunyai pengaruh terhadap anak didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan Islam. Adapun pengertian kurikulum secara
etimologi berasal dari bahasa latin (suatu jarak yg harus ditempuh dalam
pertandingan olahraga) kemudian yg dialihkan kedalam pengertian
pendidikan menjadi suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid
terlibat didalamnya. Dan secara termenologi adl menunjukkan tentang
segala mata pelajaran yg dipelajarai dan juga semua pengalamam yg harus
diperoleh serta semua kegiatan yg harus dilakukan anak.
Adapun yg
dimaksud dgn materi yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu agama
Islam yg disusun sedemikian rupa atau disampaikan kepada anak
didik.(Uhbiyati 2003:14)
Materi dan kurikulum memiliki keterkaitan
atau depadensi yg sangat erat mengingat meteri merupakan integral dari
kurikulum dan pencapaian materi secara sistematis diatur dari kurikulum
yg ada.
Metode Media dan Evaluasi.
Metode merupakan
instrumen dan dipergunakan utk mencapai tujuan pendidikan atau alat yg
mempunyai fungsi ganda yaitu yg bersifat polipragmatis dan
monopragmatis. Oleh krn itu metode dalam pengertian litter lijk kata
“metode” berasal dari bahasa grek yg terdiri dari meta yg berarti
“melalui” dan hodos yg berarti “jalan”. Jadi metode berarti “jalan yg
dilalui”. Maka secara umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan
sesuatu cara itu mungkin baik mungkin tak baik. atau metode juag dapat
diartikan sebagai cara utk mempermudah pemberian pemahaman kepada anak
didik mengenai bahan atau materi yg diajarkan. (Arifin 2003: 89)
Media menurut gerlach dan Eli sebagaimana dikutip Azhar Arsyad
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adl manusia
materi atau kejadian yg membangun kondisi yg membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan keterampilan atau sikap (1996: 1)
Jadi media merupakan sarana utk mempermudah pemberian pemahaman kepada peserta didik.
Evaluasi adl suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan
penafsiran informasi utk menilai keputusan-keputusan yg dibuat dalam
merancang suatu sistem pengajaran atau yg dimaksud evaluasi dalam
pendidikan Islam adl merupakan cara atau teknik penilaian terhadap
tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yg bersifat
komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental psikologis dan
spritual religius krn manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok
pribadi yg tak hanya bersikap religius melainkan juga berilmu dan
berketarampilan yg sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan
masyarakatnya. (Arifin 2000: 238)
Dalam rangka menilai keberhasilan
pendidikan evaluasi penting utk dilaksanakan krn sebagai pijakan dalam
merumuskan program-program pendidikan yg akan datang.
Lingkungan
Lingkungan
ialah sesuatu yg berada diluar diri anak dan mempengaruhi
perkembangannya. Lingkungan sendiri dibagi tiga macam yg keseluruhan
mendukung terhadap proses implementasi pendidikan Islam misal masyarakat
sekolah dan keluarga. Dalam arti yg luas lingkungan mencakup iklim dan
geografis tempat tinggal adat istiadat pengetahuan pendidikan dan alam.
Oleh krn itu dgn kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yg tampak dan
terdapat dalam alam kehidupan yg senantiasa berkembang. (Daradjat 2000:
63)
Jadi lingkungan mempunyai andil yg sangat signifikan dalam
pembentukan sikap dan prilaku yg pada akhir akan membentuk sebuah
kepribadian yg sempurna.
Dikutip dari : http://blog.re.or.id/pendidikan-islam-indonesia.htm