Kamis, 03 Mei 2012

Jawa dan Budaya

“Kuncara Ruming Bangsa Dunumung Haneng Luhuring Budaya” adalah sabda dalem Sinuhun Pakoe Boewono X, yang berarti keharuman suatu bangsa terletak pada keluhuran budayanya. Berpijak dengan hal tersebut di atas memberikan pengertian pula bahwa melestarikan peninggalan budaya adiluhung merupakan kewajiban seluruh komponen masyarakat di era globalisasi.



Dalam dunia wayang purwa ada 4 orang tokoh yang selalu menjadi abdi para Pandhawa yang selalu muncul saat adegan “Gara-gara” yang bernama Panakawan atau biasa disebuit Punakawan. Tokoh Punakawan adalah daya tarik tersendiri karena kelucuannnya. Namun ternyata dibalik itu semua, nama – nama mereka yaitu semar, Gareng, Petruk dan Bagong ternyata memiliki filosofi tersendiri. Mungkin hanya sebagian kecil masyarakat yang tahu bahwa sebenarnya nama – nama mereka berasal dari bahasa arab. Nama mereka berasal dari kata Syimar (=Semar), Khairan (=Gareng), Fatruki (=Petruk) dan Bagho (=Bagong). Jika kata-kata tersebut digabung jadilah “Syimar Khairan, Fatruki Bagho” yang berarti “Sebarkan kebaikan, jauhi kejelekan”. Selain itu salah satu semboyan yang dimiliki oleh Semar yaitu “Begegeg Ugeg Ugeg, Mel Mel Sadulito”. Jadi orang harus kokoh, jangan mudah goyah, harus tetap pendirian. Menuntut ilmu sedikit demi sedikit, tapi tanpa henti. Dari semboyan itu tentu kita sudah tahu apa maksud yang ingin disampaikan kepada kita.
Ternyata jika kita ingin mengkaji lebih dalam, wayang bukan hanya sekedar tontonan jaman kakek dan nenek kita. Banyak filosofi – filosofi yang tersirat di dalamnya. Sayang jika warisan budaya ini tidak kita lestarikan. Jangan sampai budaya yang benuh nilai dan pesan kenormaan ini sampai punah di Generasi Muda ini ataupun diambil alih bangsa lain

1 komentar:

mohon ijin share/ copas gan, terima kasih banyak sebelumnya :)

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More